Beritajabodetabek, Jakarta – Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menanggapi adanya usulan untuk kembali menerapkan atau menerapkan aturan plat nomor ganjil genap untuk kendaraan yang dilintasi LRT Jabodetabek. Namun sayangnya kebijakan tersebut masih belum bisa diterapkan dalam waktu dekat ini.
Syafrin mengatakan, sebelum dapat menerapkan aturan ganjil genap, pihaknya harus terlebih dahulu melakukan analisis tentang kinerja lalu lintas. Sementara, analisa itu baru bisa dilakukan setelah LRT Jabodetabek menerapkan tarif komersil.
Yang sebelumnya tarif promo komersil masih diterapkan sampai akhir September 2023, sehingga pengkajian baru dimulai per tanggal 1 November.
November ini, pengkajian masih dilakukan dan setelah selesai, pihak dari Dishub DKI Jakarta akan melakukan langkah selanjutkan untuk menerapkan aturan ganjil genap pada jalur LRT Jabodetabek.
“Terkait dengan hal tersebut saat ini tarif LRT Jabodebek masih tarif promo Rp5 ribu. Tentu jika kita lakukan analisis traffic tentu kurang ideal. Sehingga kami menunggu kapan tarif komersial mulai berlaku,” ujar Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta.
Pertimbangan ganjil genap ini akan diberlakukan berdasarkan dari pengkajian tersebut. Yang dimana jika nantinya kinerja lalu lintas masih tinggi, maka kemungkinan diberlakukannya aturan ganjil genap akan semakin tinggi.
“Baru pada saat itu kami akan melakukan analisis traffic dan melihat kerja jaringan di lintasan yang paralel dengan LRT Jabodebek,” jelasnya.
“Karena sekarang masih tarif promo. Jadj analisis traffic belum dilakukan,” tuturnya.
Usulan DPRD DKI
Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD DKI, Mohamad Taufik Zoelkifli telah mengusulkan penyesuaian kerja lalu lintas di jalan yang dilintasi LRT Jabodetabek. Salah satu satu kebijakan yang diusulkannya adalah penerapan ganjil genap kendaraan tersebut.
Taufik pun mengaku sudah menyampaikan usulan ini kepada Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo dalam rapat Komisi B beberapa waktu lalu.
“Saya kemarin di rapat sudah bicara ke Kadis Perhubungan bahwa perlu penyesuaian atau rekayasa lalu lintas kembali setelah LRT Jabedebek beroperasi,” ujar Taufik saat dihubungi Suara.com.
Dapatkan berita terbaru dan terupdate di google news hanya disini