Pabrik Baja Swasta Terbesar di Indonesia
Beritajabodetabek, Jakarta – Mengenal Gunung Raja Paksi, sebagai perusahaan serta pabrik baja terbesar di Indonesia. GGRP merupakan anggota perusahan dari Gunung Steel Group, yang merupakan salah satu produsen baja terbesar di Indonesia. Perusahaan swasta yang awal mulanya Bernama PT Gunung Naga Mas ini didirikan pada tahun 1970 di provinsi Medan.
Perusahaan ini awalnya bersumber dari Djamaluddin Tanoto, Margareth Leroy dan Kamaruddin Taniwan. Dengan visi mereka agar Indonesia dapat mandiri dalam bidang industri baja. Mereka memulai langkah ini dengan membangun pabrik yang khusus untuk peleburan baja yang Bernama PT Gunung Gahapi. Setelahnya, PT Gunung Gahapi melakukan ekspansi ke Jawa melalui PT Gunung Garuda yang didirikan di Kawasan Cikarang, Jawa Barat.
Kontribusi dari para founder (pendiri) dari perusahaan tidak hanya sekedar focus dalam membangun perusahaan saja. Para founder juga mencari ilmu ke pelaku industri baja lain serta melakukan observasi perkembangan baja di negara-negara tetangga. Sebagai contoh dari salah satu kontribusi para founder di kancah internasional. Yaitu pada saat Djamaluddin Tanoto ikut serta dalam membentuk IISIA (The Indonesia Iron and Steel Industry Association), Dan ada juga SEAISI (The South East Asian Iron and Steel Institute) pada tahun 1971.
PT Gunung Gahapi memulai lagi manuver nya dengan memproduksi produk hot steel melalui mesin berkapasitas sebanyak 5 ton. Setelah itu, perusahaan memiliki kemampuan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 500ton berkat mesin baja yang datang dari Jepang pada 1972. Pada 1986, perusahaan memulai produksi H-Beam, dan pada 1991 lini produksi mulai bervariasi ke steel plate, iron concrete. Selain itu ada round bars, deformed bars, wire rods, dan hot rolled coil. Pada tahun yang sama, PT Gunung Naga Mas berganti nama menjadi PT Gunung Raja Paksi.
GRP sendiri telah melanglang buana ke pasar global di 35 negara yang tersebar di Asia, Australia, dan Eropa. GRP juga terlibat di berbagai proyek-proyek konstruksi di Indonesia maupun internasional. Salah satunya pada 2002, GRP mengambil peran pada pembangunan Menara Gorontalo, kelak menjadi ikon Gorontalo saat ini. Kemudian GRP juga berpartisipasi dalam pembangunan jembatan-jembatan di Indonesia.
Hingga GRP juga berperan dalam proyek-proyek seperti bendungan di Laos. Dan ada pembangkit listrik di Malaysia, proyek kereta metro di Australia, dan berbagai jenis konstruksi lain.
September 2019, GRP menggelar IPO dengan kode emiten saham GGRP, yang berarti GRP menjadi perusahaan publik di Indonesia. GRP pun memperoleh dana sebesar 1,03 triliun. Dengan 99.52% dana digunakan untuk pelunasan utang dan biaya operasi, sedangkan 0.5% digunakan untuk modal kerja.