Seseram Apa Varian Delta Plus AY.1 yang Sudah Masuk RI? Ini Kata Pakar

- Penulis Berita

Minggu, 1 Agustus 2021 - 12:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

5/5

Seseram Apa Varian Delta Plus AY.1 yang Sudah Masuk RI? Ini Kata Pakar

Indonesia kini dihebohkan dengan kemunculan varian Delta Plus AY.1. Sebelumnya, varian Delta atau B1617.2 yang pertama kali ditemukan di India disebut-sebut lebih mudah menular dan menurunkan efikasi vaksin yang ada saat ini. Seperti apa informasi terbaru terkait sifat varian Delta Plus?

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, menjelaskan hingga kini belum ada kepastian soal potensi penularan varian Delta Plus lebih cepat dibanding varian sebelumnya. Sebab, data yang ada masih terlalu sedikit. Sejauh ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) masih memasukan informasi seputar varian Delta Plus ke kelompok Delta.

Begitu juga terkait vaksin, Prof Zubairi menyebut belum ada cukup bukti bahwa varian Delta Plus bisa menembus pertahanan orang yang mempunyai antibodi alami atau sudah divaksin COVID-19.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Belum cukup data juga (menurunkan efikasi vaksin). Tapi kalau varian Delta ‘asli’ memang bisa menurunkan efikasi vaksin. Contoh paling gampang adalah Amerika, yang notabene 50 persen lebih warganya sudah divaksinasi,” ujar Prof Zubairi lewat akun Twitter-nya, Minggu (1/8/2021).

“Ketika vaksinasi masif, kasusnya memang turun drastis. Tapi kemudian naik lagi. Sekarang, jumlah kasus baru di Amerika dalam seminggu terakhir, menempati posisi pertama dunia meski sudah melakukan vaksinasi lebih dari 50 persen warganya,” lanjutnya.

Menurut Prof Zubairi, yang kini menjadi isu di kalangan ahli adalah kemungkinan Delta Plus mengganggu pengobatan untuk pasien COVID-19 dengan terapi obat antibodi monoklonal. Mengingat, antibodi monoklonal diyakini bisa menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 dan telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA)

Berita Terkait

Masa Depan Pekerjaan Jarak Jauh: Tren dan Prediksi untuk 2025
Pengumuman! Menkes Perkirakan RI Sudah Capai Puncak COVID-19 Varian XBB
Update COVID-19 Jakarta 10 November: Positif 2.396, Sembuh 1.947, dan Meninggal 2 Orang
Cegah Covid Melonjak, Puan Kembali Ingatkan Tingkatkan Cakupan Booster
Resha Finoza Siap Rilis Single Terbaru, Ciptaan Badai Eks Kerispatih
Lengkap! Aturan PPKM Jabodetabek, Dari WFO hingga Nge-Mal
Pencabulan di KRL Kembali Terjadi, Seorang Pria Lakukan Aksinya
Vaksinasi Keliling di SKKT Munjul Target 200 Warga

Berita Terkait

Rabu, 21 Mei 2025 - 14:47 WIB

Persiapan Timnas Indonesia untuk Pertandingan Melawan China dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Selasa, 6 Mei 2025 - 14:11 WIB

Warga Bekasi Barat Dikejutkan Penemuan Mayat Bayi di Kali Cakung

Senin, 28 April 2025 - 15:40 WIB

Pemprov DKI Dikabarkan Akan Hapus PKB Progresif

Rabu, 23 April 2025 - 14:25 WIB

WNA Ghana Bawa Pisau dan Balita Mengamuk di Supermarket Kalibata

Senin, 21 April 2025 - 14:33 WIB

Pengakuan Dokter PPDS UI Rekam Mahasiswi Mandi di Jakpus Karena Iseng

Senin, 14 April 2025 - 15:08 WIB

Mulai Hari Ini, Car Free Day di Jakarta Kembali Digelar

Jumat, 11 April 2025 - 14:13 WIB

Gempa Dengan Kekuatan 4,1 Mengguncang Bogor, Getaran Terasa Sampai Jakarta

Kamis, 10 April 2025 - 14:28 WIB

Detik-detik Pembunuhan Ojol oleh Teman ‘Tak Tahu Diri’ Terungkap dalam Rekayasa Ulang

Berita Terbaru

Jakarta

Pemprov DKI Dikabarkan Akan Hapus PKB Progresif

Senin, 28 Apr 2025 - 15:40 WIB