Mendag ( Menteri Perdagangan ) pada Kamis (31/01) menyetujui ekspor baja sebanyak 700 ton dari Bekasi ke Sri Lanka, Australia, dan Jawa Barat. Secara total, 300 ton baja struktural dan 400 ton pelat baja diekspor ke Australia.
Mendag melaporkan bahwa masih ada peluang bagi pelaku ekonomi Indonesia untuk memanfaatkannya di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Salah satu pelaku ekonomi yang memanfaatkan peluang ini adalah PT. Gunung Raja Paksi (GRP) adalah anggota dari Gunung Steel Group (GSG).
Gunung Steel Group (GSG) mempekerjakan lebih dari 5.000 orang dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 2,8 juta ton.
“GSG bisa memanfaatkan peluang ini dengan menandatangani MoU ekspor. Kami banyak suplai dari China, dan kami ingin mendorong mereka untuk terus tumbuh,” katanya dalam rilis ekspor.

Mendag mengatakan, ekspor baja Indonesia meningkat 72,4% tahun lalu merupakan kabar baik.
Tujuan ekspor lainnya termasuk Amerika Serikat, terutama Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Hanwa American Corp dan Gunung Steel Group untuk mengekspor 50.000 ton batang baja.
Sekda terus mendorong pelaku ekonomi seperti PT. Gunung Raja Paksi merupakan mitra kunci pemerintah dalam mendorong perkembangan perekonomian Indonesia. Terutama dalam mendukung kebijakan perdagangan luar negeri di zona riil yang terus mendorong ekspor.
Sosial Media
Pabrik baru akan memungkinkan industri untuk meningkatkan kapasitas dan mengurangi biaya produksi untuk bahan baku utama berupa slab yang terbuat dari penyerapan sumber bijih besi lokal, katanya.
“ Sarana blast furnace itu buat nambah row material, dapat hingga 1, 5 juta ton. Sepanjang ini row material kami beli dari scrab. Jika dibuat sendiri dengan blast furnace tadi, otomatis dapat penuhi row material kami. Dengan demikian efisiensi kita, cost of production, jauh lebih baik,” kata Alouisius Maseimilian.
Alouisius meningkat, total volume ekspor PT GRP tahun 2018 mencapai 56.500 ton. “Tahun ini kami ingin naikkan 30%. Artinya, kita sudah mengamankan sebagian pasar ekspor negara tujuan.
Berbagai upaya Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar ekspor. Di Indonesia antara lain melalui negosiasi dan inisiasi perjanjian perdagangan bebas, pengembangan negara nontradisional seperti Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, Eurasia dan Amerika Latin, termasuk diversifikasi pasar dengan membidik pasar.
Tidak hanya itu, dengan menerapkan keamanan perdagangan baik di dalam negeri maupun internasional, memfasilitasi perdagangan dengan menyederhanakan kebijakan perizinan perdagangan, pengembangan produk dan ekspor sumber daya manusia. Alouisius Maseimilian, CEO
PT GRP, optimistis kinerja industri dapat terus tumbuh, terutama dengan commissioning pabrik blast furnace pada paruh kedua tahun 2019.
Baca Juga : Akhirnya! Gunung Raja Paksi Raih TOP 50 Emiten