Beritajabodetabek, Jakarta – Selain menyebabkan puluhan ribu kematian dan kesedihan yang belum pernah terjadi sebelumnya, gempa bumi besar di dunia dalam 50 tahun terakhir juga telah menyebabkan kerusakan ekonomi hampir USD1 triliun, menurut data yang dikumpulkan oleh Anadolu.
LONDON
Gempa bumi dan tsunami berkekuatan 9,1 skala richter pada 11 Maret 2011 di Tohoku, Jepang merenggut nyawa hampir 20.000 orang dan menyebabkan area seluas 70 juta meter kubik menjadi puing, menurut data dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Gempa Tohoku juga menyebabkan kerugian materiil terbesar sebesar USD360 miliar, sementara itu juga yang paling mahal dalam sejarah dunia dalam hal kerugian yang diasuransikan sebesar USD47 miliar, menurut Lembaga Informasi Asuransi.
Gempa besar di Hanshin, gempa berkekuatan 6,9 di Jepang pada tahun 1995, menyebabkan lebih dari 6.400 korban jiwa dengan kerugian ekonomi USD200 miliar.
Gempa Sichuan bermagnitudo 8 pada tahun 2008 di Cina selatan, yang menyebabkan kematian lebih dari 87.000 orang, mengakibatkan kerusakan yang diperkirakan mencapai USD150 miliar.
AS mengalami salah satu gempa bumi termahal, Northridge, pada 17 Januari 1994, ketika gempa berkekuatan M 6,7 mengguncang Los Angeles, California. Kerusakan ekonomi dihitung sekitar USD50 miliar.
Itu adalah gempa bumi terbesar kedua dalam sejarah dunia dalam hal kerugian yang diasuransikan sebesar USD31 miliar.
Gempa bumi Christchurch berkekuatan 6,3 SR di Selandia Baru pada 2011, yang menyebabkan kematian 185 orang, mengakibatkan kerugian materiil sebesar USD40 miliar dengan USD14 miliar kerusakan ditanggung oleh asuransi.
Gempa berkekuatan M 8,8 di Chili pada 27 Februari 2010, salah satu gempa terkuat, diikuti oleh tsunami.
Gempa tersebut merenggut nyawa lebih dari 500 orang dan menyebabkan kerusakan senilai USD30 miliar.
Menurut Guy Carpenter & Company, LLC, spesialis risiko dan reasuransi global terkemuka, sebanyak USD8,2 miliar dari kerusakan ini ditanggung oleh asuransi, dan gempa bumi tersebut berada di antara yang paling mahal untuk sektor asuransi.
Gempa bumi Chuetsu pada 2004 di prefektur Niigata Jepang, dengan kekuatan 6,6 SR, menewaskan 40 orang dan melukai sekitar 3.000 serta menyebabkan kerugian ekonomi sebesar USD28 miliar.
Gempa di Aceh pada akhir 2004 menewaskan 230.000 orang, menyebabkan kerugian USD10 miliar
Dalam salah satu gempa bumi terbesar di dunia, Aceh, Indonesia diguncang gempa berkekuatan M 9,1 pada 26 Desember 2004.
Sekitar 230.000 orang tewas dan 1,7 juta orang mengungsi akibat gempa dan tsunami di 14 negara di Asia Selatan dan Afrika Timur, menurut US Geological Survey.
Gempa tersebut menyebabkan kerusakan ekonomi senilai USD10 miliar dan merusak wilayah seluas 12 juta meter kubik.
Gempa bumi berkekuatan M 7,0 yang melanda Haiti pada 2010 merenggut lebih dari 200.000 nyawa, sementara total kerugian materiil mencapai USD8,5 miliar dan menyebabkan 10 juta meter kubik puing.
Gempa bermagnitudo 7,8 di Nepal pada 2015 menewaskan sekitar 8.964 orang, melukai 21.952, dan menyebabkan kerusakan ekonomi sekitar USD10 miliar. Terdapat 27 juta meter kubik puing di negara itu dan mereka masih terlibat dalam upaya pemulihan.
Gempa di Turkiye
Turkiye baru saja terdampak gempa dahsyat pada 6 Februari 2023, yang menewaskan setidaknya 45.968 orang, termasuk 4.267 warga Suriah.
Gempa tersebut melanda 11 provinsi Turkiye, yaitu; Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Elazig, Hatay, Gaziantep, Kahramanmaras, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Lebih dari 13 juta orang di Turkiye terdampak gempa tersebut.
Gempa besar di Turkiye menghasilkan 100 juta meter kubik puing, menurut UNDP.
Gempa bumi berkekuatan M 7,5 yang melanda Turkiye pada 17 Agustus 1999, menewaskan 17.480 orang dan menyebabkan kerusakan ekonomi sebesar USD17,1 miliar, menurut Konfederasi Perusahaan dan Dunia Bisnis Turkiye.
Source : aa.com.tr