Gunung Raja Paksi, Jejak Sejarah Pabrik Baja dari Medan

- Penulis Berita

Senin, 26 September 2022 - 20:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beritajabodetabek, Jakarta – Djamaluddin Tanoto, Kamaruddin Taniwan, dan Margareth Leroy pernah berbagi mimpi yang sama. Mereka ingin Indonesia lepas dari ketergantungan terhadap produk-produk baja impor.
Perjalanan panjang PT Gunung Raja Paksi Tbk dan Gunung Steel Group dimulai dengan sebuah langkah berani. Di usia terbilang muda, ketiga sekawan itu membangun pabrik di Medan. Pabrik itu bernama PT Gunung Gahapi, bergerak di industri peleburan baja.

Di awal, mereka memiliki mesin Electric Arc Furnace (EAF) berkapasitas 5 ton. Bekal dukungan keluarga, serta dari pemerintah Sumatera Utara dan Bank Bumi Daya memantapkan langkah berikutnya, yakni mendatangkan mesin penggilingan baja dari Jepang pada 1972. Dengan mesin baru ini, kapasitas produksi bisa mencapai 500 ton.

Setiap langkah diambil dengan hati-hati, penuh perhitungan, dan berdasarkan riset. Tak lama, PT Gunung Gahapi berekspansi ke Jawa lewat PT Gunung Garuda yang didirikan di kawasan Cikarang Barat. Para founder juga teguh mengusung nilai-nilai kehormatan, integritas, transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme sembari menerapkan kualitas berstandar global.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Djamaluddin, Kamaruddin, dan Margareth tak kemudian hanya berpangku tangan. Mereka mencari ilmu ke banyak negara, rajin bertukar pikiran dengan figur-figur industri baja, hingga melakukan observasi perkembangan teknologi manufaktur baja di negara-negara tetangga. Salah satunya, ketika Djamaluddin Tanoto terlibat dalam IISIA (The Indonesian Iron and Steel Industry Association) dan SEAISI (The South East Asian Iron and Steel Institute) yang dibentuk pada 1971.

Keterlibatan itu melahirkan inspirasi yang membuat PT Gunung Garuda mulai memproduksi H-Beam (1986), disusul PT Gunung Raja Paksi yang memproduksi steel plate, iron concrete, round bars, deformed bars, wire rods, serta hot rolled coil (1991). Seiring kebutuhan baja yang makin tinggi di masa pembangunan dan perbaikan infrastruktur Indonesia, inovasi terus dilakukan, termasuk perubahan nama PT Gunung Naga Mas menjadi PT Gunung Raja Paksi (GRP).

Jalan yang dilalui ketiga figur di balik GRP tak selalu mulus. Mereka harus putar otak untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik, ditambah kondisi perekonomian dalam negeri yang menantang kala memulai usaha. Namun dengan tekad sekuat baja dan ketekunan, Djamaluddin, Kamaruddin, dan Margareth menemukan jawaban tantangan, antara lain lewat komunikasi dan pembagian ruang lingkup pekerjaan sesuai keahlian yang saling melengkapi.

Jika Djamaluddin aktif mempelajari perkembangan industri manufaktur baja di negeri tetangga dan membangun relasi dengan mitra, Kamaruddin memiliki peran penting di bidang produksi dan operasional. Sementara, Margareth menangani bagian pemasaran dan manajemen pegawai. Istri Djamaluddin, Limiwaty, turut terlibat di bidang komunikasi dan pengadaan.

Pada September 2019, GRP menggelar IPO dan memperoleh dana segar senilai Rp1,03 triliun. Sebesar 99,52 persen dana dipakai untuk melunasi utang pembelian aset tetap dan biaya operasi, sedangkan sisanya 0,48 persen untuk modal kerja.

GRP tak hanya menghasilkan produk baja berkualitas dunia. Mereka juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan bergerak membangun sumber daya manusia berkompetensi tinggi dengan melibatkan ribuan ahli manufaktur baja dan pekerja dalam negeri. Bagi GRP, membesarkan industri manufaktur baja berarti menempa dan memberi bekal pengetahuan terbaik.

Di sisi lain, GRP turut berkontribusi mengurangi dampak pemanasan global lewat inisiatif program Go Green yang mencakup penghijauan, regenerasi daya, perawatan sirkulasi udara dengan alat kolektor debu, hingga daur ulang limbah.

Sebagai salah satu pemain utama industri baja Indonesia selama hampir tiga dekade, GRP tak berencana melambat. Tekad membangun industri yang besar dan berdikari dibuktikan dengan investasi pabrik Blast Furnace, Transformer, Light & Medium Section Mill, dan Billet Caster yang mencapai total Rp12 triliun. Investasi itu menjadi kunci industrialisasi, serta salah satu pilar perekonomian yang didukung Presiden Joko Widodo.

Kini GRP tiba di momen transisi kepemimpinan. Tugas generasi pertama membangun dan membesarkan GRP hampir usai. Sudah ada generasi lanjutan yang telah terlibat dalam industri sejak dini, di mana manajemen keluarga akan jadi lebih profesional. Perubahan yang diyakini menghembuskan angin segar, bahwa generasi kedua akan membawa GRP ke arah yang lebih baik sambil terus berkontribusi bagi negeri.

Source : cnnindonesia.com

Berita Terkait

Warga Bekasi Barat Dikejutkan Penemuan Mayat Bayi di Kali Cakung
Ingin Viral Di Sosial Media? Aplikasi Ini Jadi Jawabannya!
Tips Aman dan Nyaman Beraktivitas di Musim Hujan
Bagaimana Industri Kreatif Indonesia Merambah Pasar Global?
Mitos dan Legenda Tersembunyi dari Berbagai Belahan Dunia
Sustainable Fashion 2024: Mengapa Mode Ramah Lingkungan Semakin Populer
Ternyata Usia Bulan Lebih Tua Dari Perkiraan, Berikut Penjelasannya
Masa Depan Pekerjaan Jarak Jauh: Tren dan Prediksi untuk 2025

Berita Terkait

Rabu, 21 Mei 2025 - 14:47 WIB

Persiapan Timnas Indonesia untuk Pertandingan Melawan China dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Selasa, 6 Mei 2025 - 14:11 WIB

Warga Bekasi Barat Dikejutkan Penemuan Mayat Bayi di Kali Cakung

Senin, 28 April 2025 - 15:40 WIB

Pemprov DKI Dikabarkan Akan Hapus PKB Progresif

Rabu, 23 April 2025 - 14:25 WIB

WNA Ghana Bawa Pisau dan Balita Mengamuk di Supermarket Kalibata

Senin, 21 April 2025 - 14:33 WIB

Pengakuan Dokter PPDS UI Rekam Mahasiswi Mandi di Jakpus Karena Iseng

Senin, 14 April 2025 - 15:08 WIB

Mulai Hari Ini, Car Free Day di Jakarta Kembali Digelar

Jumat, 11 April 2025 - 14:13 WIB

Gempa Dengan Kekuatan 4,1 Mengguncang Bogor, Getaran Terasa Sampai Jakarta

Kamis, 10 April 2025 - 14:28 WIB

Detik-detik Pembunuhan Ojol oleh Teman ‘Tak Tahu Diri’ Terungkap dalam Rekayasa Ulang

Berita Terbaru

Jakarta

Pemprov DKI Dikabarkan Akan Hapus PKB Progresif

Senin, 28 Apr 2025 - 15:40 WIB