
Corona Masih Tinggi, Pemerintah Akan Impor 600-700 Ton Oksigen Per Hari
Kebutuhan oksigen semakin genting dan tinggi seiring lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. Hal ini juga memicu pasokan oksigen di sejumlah rumah sakit mulai terbatas. Sementara pasien isolasi mandiri harus pontang panting mencari distributor atau mengeluarkan dana fantastis untuk mendapatkan oksigen.

Menjawab masalah ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, pemerintah sudah melakukan antisipasi penyediaan oksigen dengan jalur impor. Pemerintah siap memborong oksigen dari luar negeri mencapai 600-700 ton per hari.
“Pemerintah akan memperbanyak supply-nya dengan cara impor oksigen dari luar [negeri]. Sudah diizinkan oleh Bapak Presiden melalui Kementerian Perindustrian itu bisa menambah sekitar 600 sampai 700 ton per hari,” kata Budi dalam jumpa pers virtual di YouTube Setpres, Senin (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain suplai oksigen, pemerintah pun siap mengimpor oksigen konsentrator. Ini adalah salah satu upaya mempermudah akses warga, mengingat alat ini bisa menghasilkan oksigen dengan sendirinya.
“Pemerintah [juga] akan mengimpor banyak oksigen konsentrator. Sebenarnya ini adalah alat kecil, harganya antara sekitar 600-800 Dolar AS (sekitar Rp 8,6-11,5 juta) yang bisa dipasang di rumah sakit dan rumah-rumah untuk memproduksi oksigen dari udara yang penting ada listrik saja,” terang Budi.

Sementara itu, Budi menerangkan tak semua kebutuhan oksigen akan dipenuhi lewat jalur impor. Ada juga dari industri lokal. Kita sudah dibantu juga oleh perusahaan-perusahaan besar, perusahaan-perusahaan industri yang memiliki kelebihan suplai oksigennya.
Itu sekitar 360 sampai 460 ton per hari yang juga dikoordinasikan dengan Kementerian Perindustrian. [Itu] akan kita pakai,” terang dia. “Dengan demikian dengan tiga strategi itu diharapkan suplai oksigen bisa segera kita atasi,” tandas dia.